Angka kasus perceraian kemungkinan meningkat usai kebijakan jaga jarak dan bekerja dari rumah yang diterapkan pemerintah guna menghindari penularan virus covid-19 sejak pertengahan Maret 2020. Gugatan perceraian dari pihak istri masih bakal mendominasi.
Dalam beberapa tahun belakangan, rata-rata 70 persen gugatan perceraian dilayangkan istri. Supaya tidak salah paham, jika perempuan sampai menggugat cerai, artinya mereka saking tidak tahannya menghadapi siksaan pernikahan. Perempuan biasanya lebih menaruh perhatian pada isu keluarga ketimbang laki-laki.
Ada beberapa asumsi mengapa statistik perceraian bakal naik. Pertama, pasangan yang menjadi korban KDRT akan semakin tertekan dengan kehadiran pasangan di rumah secara terus-menerus.
Karena ruang publik terbatas, mereka menjadi tak punya tempat untuk sejenak melepaskan tekanan. Setiap saat mereka terasa disekap dalam sel bersama penjahat dan jeritan mereka kemungkinan untuk sementara tak ada yang mendengar karena berkurangnya waktu untuk bersosialisasi. Kondisi ini akan semakin meyakinkan korban bahwa pernikahan tak bisa dilanjutkan.
OPINI LAINNYA:
[OPINI] Corona, Kembalikan Ruh Pendidikan di Lingkungan
[OPINI] Corona, Kearifan Lokal, dan Kecerdasan Spiritual
(OPINI) Menyikapi Pandemi Virus Korona
Ketika hubungan sudah sama sekali disfungsi, atau berkubang kekerasan, baik fisik, spiritual, seksual maupun emosional, wajar orang berpikir untuk mengakhirinya. Pernikahan tidak boleh membuat kita mengalami dehumanisasi. Ketika hubungan sudah berubah menjadi siksaan batiniah dan jasmaniah yang tidak diketahui kapan bakal berakhir, siapa pun berhak untuk hidup bahagia di sisa hidupnya, meskipun dengan kembali melajang.
Kedua, pasangan yang sebelumnya memiliki masalah ekonomi akan semakin tertekan dengan keadaan akhir-akhir ini. Data mengatakan bahwa masalah ekonomi menjadi penyebab perceraian nomor tiga di Indonesia. Kita semua tahu bahwa ekonomi menjadi sulit gara-gara wabah ini, terutama bagi para pekerja harian. Situasi ini terutama akan memberikan tekanan yang tidak mudah untuk dihadapi pasangan yang sebelumnya sudah memiliki masalah ekonomi.
Ketiga, pasangan yang sebelumnya memiliki masalah kemesraan akan dihadapkan pada situasi kebosanan, sehingga tak lagi melihat ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Dengan terus-terusan bertemu, pasangan yang punya masalah keintiman akan semakin jenuh.
Mereka belum tentu memanfaatkan waktu bersama untuk merajut kembali kemesraan, tetapi justru akan lebih melihat pasangan sebagai orang yang sangat membosankan dan menghilangkan harapan pada pernikahan mereka. Pasangan yang selama ini cuek akan semakin kelihatan. Mereka semakin merasa tak cocok. Ketidakcocokan atau ketidakharmonisan ini menjadi alasan nomor satu perceraian di Indonesia.
Terakhir adalah pasangan yang selama ini diam-diam berselingkuh kemungkinan besar akan terbongkar kedoknya. Saat masa karantina, orang yang sedang selingkuh kemungkinan terus menjalin hubungan lewat media sosial. Orang yang punya selingkuhan tapi tak bertemu selingkuhannya, moodnya akan kacau.
Karena sama-sama di rumah, pasangan bisa mencium gelagat aneh dari bahasa tubuh pasangannya saat berselancar di dunia maya. Sebelumnya, mereka yang berselingkuh mungkin sepakat tidak berhubungan di medsos saat di rumah, tapi sekarang tak bisa dihindari. Perselingkuhan adalah penyebab perceraian nomor dua menurut statistik.
Jadi, tiga penyebab utama perceraian di Indonesia menemukan mementumnya. Usai badai corona ini, yang diperkirakan oleh para ahli akan selesai bulan Mei, atau paling lama Oktober, para pegawai di pengadilan agama kemungkinan bakal sangat sibuk sampai beberapa bulan.
Dhuha Hadiyansyah, Penulis adalah Pengajar du UIN Syarif Hidayatullah Ciputat
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
"opini" - Google Berita
April 04, 2020 at 10:52PM
https://ift.tt/3bMp6LW
[OPINI] Badai Perceraian Usai Terjangan Corona - TINTAHIJAU.com
"opini" - Google Berita
https://ift.tt/2Fl45Kd
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment